Harta, Tahta, Wanita dalam Islam (3)
. Ilustrasi
Nuansamedianews.com - Seorang pemimpin tidak pernah terikat oleh kepentingan keluarga dan kroni-kroninya, namun oleh peraturan dan hukum yang berlaku. Hal ini pernah dicontohkan Rasulullah SAW salah satunya dalam hal keadilan. Beliau pernah berkata bahwa seandainya putrinya melakukan pencurian maka hukum potong tangan akan tetap beliau berlakukan. Inilah tipe pemimpin yang ideal, tegas dan tidak pandang bulu dalam menegakkan hukum yang berlaku.
Selain itu seorang pemimpin adalah pemegang amanah Allah Swt, dan juga amanah rakyat yang telah memberikannya melalui baiat dan musyawarah. Oleh karena itu asas amanah ini menghendaki agar pemimpin melaksanakan tugas tugasnya dengan memenuhi hak-hak yang diatur dan dilindungi oleh Allah Swt. termasuk di dalamnya amanah yang dibebankan oleh agama, masyarakat dan perorangan.
Bila hukum bisa dipermainkan maka akibatnya mudah ditebak. Kekacauan akan terjadi dalam roda pemerintahan atau institusi. Kebenaran tidak dihargai dan kejahatan merajalela karena dapat dibeli. Keputusan hukum diambil secara subyektif.
Begitu berbahayanya pesona jabatan karena mudah membuat orang lalai, sampai sampai Rasulullah SAW menolak ketika ditawari sebagai raja. Rasulullah bersabda,"Aku disuruh memilih antara menjadi nabi yang menjabat raja atau menjadi nabi yang hamba. Kemudian Jibril as memberiku isyarat agar berendah hati, lalu aku menjawab pilihan itu.
Akan tetapi, aku lebih memilih menjadi nabi yang hamba, dimana suatu hari aku kenyang dan di hari yang lain aku lapar. (HR. Ath-Thabrani dari Ibnu Abbas serta Baihaqi dan IbnuHibban dari Abu Hurairah).
Budi pekerti yang halus, arif, bijaksana, jujur, adil,dan egaliter justru membuat Rasulullah saw dimuliakan dan mendapat apresiasi dari umatnya. Hal ini dicontohkan saat beliau membangun pemerintahan di Madinah, yang notabene masyarakatnya tidak hanya ber agama islam dan terdiri dari berbagai suku. Perbedaan itu tidak menjadikan timbulnya benih-benih permusuhan, justru sebaliknva,mereka saling menghargai, menghormati, rukun, dan sungguh sungguh dalam memegang komitmen yang tertuang dalam Piagam Madinah.
Nabi Muhammad SAW., adalah manusia panutan dan suri teladan bagi kita, umatnya. Apa pun yang beliau ucapkan dan perbuat pasti merupakan teladan baik bagi kita. Meneladani beliau adalah satu sikap yang sangat mulia. Oleh karena itu, mari mengisi hari-hari kita dengan perbuatan baik yang bermanfaat bagi orang lain.
Ada pepatah Arab yang mengatakan“Lisan al-hal afshahu min lisan almaqal” (memberi teladan baik lebih berkesan dari pada nasihat dengan lisan). Walaupun melakukan teladan baik bagi orang lain tidak semudah mengucapkannya, kita tetap harus berusaha istiqamah melaksanakan nasihat baik melalui perilaku yang baik pula. Jika agama kita Islam, menghendaki umatnya berperilaku baik dan berahlak-karimah, ini bukan isapan jempol belaka melainkan mesti diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.
Sifat lain dari seorang pemimpin yang hilang pada zaman sekarang adalah pengorbanan. Semestinya para pemimpin sekarang mau belajar tentang pengorbanan sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Saat mendapat kebahagiaan maka yang pertama kali menikmati adalah umatnya, sementara beliau sendiri adalah yang paling akhir. Ketika mendapat kesusahan maka beliau dulu yang merasakannya, sedangkan umatnva beliau upayakan agar tidak turut menanggungnya. Sikap beliau adalah contoh perilaku mulia yang tidak mudah ditiru oleh para pemimpin di zaman yang telah dipenuhi dengan gaya hidup serba mewah seperti sekarang.
Bukankah kekuasaan itu tidak kekal? Kalau demikian, mengapa seorang pemimpin tidak mau meninggalkan kenangan terindah bagi kebanyakan orang? Mengapa mereka lebih memilih menukar kehormatan dengan kehinaan? Bukankah akan lebih baik bila mereka memegang pepatah, "Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang"?
Allah berfirman dalam QS. Ali Imran [3]: 26, "Katakan-lah, Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan (tahta) kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan (tahta) dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tanganMu segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
3. Wanita
Wanita yang salehah adalah perhiasan dunia. Bila dunia ini dihuni oleh wanita yang memegang teguh agama dan norma sosial maka tatanan kehidupan akan damai dan tenteram. Wanita ibarat palang pintu keselarasan dan harmoni kehidupan.
Wanita adalah partner bagi pria dalam membina rumah tangga. Masing masing memiliki hak dan kewajiban yang seimbang sesuai dengan kodratnya. Banyak wanita tangguh yang tampil dalam percaturan potitik dunia,mereka memiliki komitmen dan memegang teguh norma sosial maupun agama. Banyak pujian diberikan kepada mereka karena prestasi dan dedikasi yang telah diberikan kepada umat manusia. Hampir di setiap zaman muncul tokoh-tokoh dari kalangan wanita, baik zaman dahulu maupun sekarang. Kesuksesan rumah tangga dan karirnya menjadikan banyak pria angkat topi'. Mereka dikagumi bukan karena kecantikannya, namun lebih karena prestasi, komitmen, dan dedikasi.
Salah satu tujuan pokok diturunkannya Agama Islam oleh Allah Swt., adalah meningkatkan kualitas hidup manusia. Hal itu berarti tidak hanya peningkatan hidup laki-laki, tetapi juga kaum perempuan. Pemuliaan terhadap wanita adalah salah satu prinsip paling dasar agama Islam. Secara garis besar bentuk pemuliaan agama Islam terhadap wanita berkutat pada dua hal, yaitu memanusiakan kaum wanita dan memberikan keadilan bagi kaum wanita.
Sejarah mencatat beberapa wanita yang sangat mengagumkan Dalam dunia lslam, ada Siti Khadijah ra (istri Nabi Muhammad saw), Fatimah AzZahra (putrid Nabi Muhammad saw.) Maryam (ibunda Nabi Isa as), dan Rabi'ah Al-Adawiyah (seorang tokoh sufi).
Sementara dalam beberapa dasa warsa terakhir tokoh wanita yang tampil adalah Margareth Thatcher (mantan Perdana Menteri Inggris). Bunda Theresa (biarawati dari Kalkuta, India), Marie Curie.
IlustrasiDisini penulis hanya akan mengambil contoh kebaikan universal seorang manusia biasa yang menjadi cantik luar biasa karena kebaikannya. Kepopulerannya mendunia. Dialah Bunda Theresa, pengabdi kaum papa dari Kalkuta. Selama lebih dari 45 tahun ia melayani orang miskin, sakit, yatim piatu, dan sekarat. Pada tahun 1970-an, ia menjadi terkenal didunia internasional karena pekerjaan kemanusiaan dan advokasi bagi hak-hak orang miskin dan tak berdaya. Misionaris Cinta Kasih yang dibangunnya terus berkembang sepanjang hidupnya. Pada saat kematiannya,
ia telah menjalankan 610 misi di 123 negara, termasuk penampungan dan rumah bagi penderita HIV/AIDS, Lepra, dan TBC,program konseling untuk anak dan keluarga, panti asuhan, dan sekolah.
Ia merupakan salah satu tokoh yang paling dikagumi dalam sejarah. Saat peringatan kelahirannya yang ke-100 pada tahun 2010, seluruh dunia menghormatinya. Setelah kematiannya ia diberkati oleh Paus Yohanes Paulus II dan diberi gelar BeataTheresa Kalkuta. (Sumber: Wikipedia Indonesia).
Bayangkan, betapa cantik dan termasyhurnya seorang manusia karena kebaikannya. Lihatlah sosoknya, secara fisik ia tua renta, jauh dari kecantikan seorang Miss Universe. Namun, kebaikannya memancar indah menembus banyak bangsa dan negara. Pesona kecantikan nya menguak samudra dan benua. ia menjadi primadona, jauh lebih menonjol dari pada wanita-wanita cantik nan hebat kelas dunia. Bahkan kilau kecantikan seorang perempuan Miss Universe yang bermahkotakan emas dan berlian, terkalahkan oleh kecantikan penuh cahaya kebaikan tubuh tua renta Bunda Theresa.
Secara umum, wanita tidak bisa lepas dari kodratnya. Wanita diciptakan identik dengan keindahan dalam pandangan pria. Oleh karena itu, faktor inner' dan outer beauty harns telap seimbang. Ketika para wanita lebih mengutamakan kecantikan fisik (outer beauty) maka akan terjadi prahara dalam kehidupan, meski prahara di dunia tentu tidak semua disebabkan oleh para wanita. Pria pun ikut andil di dalamnya. Wanita yang terhormat tidak akan rela membuka auratnya sembarangan. Bersambung.
Editor : Marthagon.
Source : (Abdurrasyid) Dosen Fakultas Agama Islam dan Humaniora Universitas Pembangunan Panca Budi Medan.
Posting Komentar