News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Konsep Pemimpin dan Kriteria Memilih Pemimpin dalam Alqur’an.(Part 2).

Konsep Pemimpin dan Kriteria Memilih Pemimpin dalam Alqur’an.(Part 2).

 Konsep Pemimpin dan Kriteria Memilih Pemimpin dalam Alqur’an.(Part 2)

Singgasana 

Nuansamedianews.com - Pengertian pemimpin dengan ulu al-amr di atas, lebih luas karena mencakup setiap pribadi yang memegang kendali urusan kehidupan, besar ataupun kecil, seperti pemimpn negara, atau pemimpin keluarga, bahkan pemimpin diri sendiri juga termasuk di dalamnya. Ayat al qurán yang menjelaskan pemimpin 

نَٰیَٰٓأَیُّھَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوٓاْ أَطِیعُواْ ٱ�ََّ وَأَطِیعُواْ ٱلرَّسُولَ وَأُوْلِي ٱلأَۡمۡ رِ مِنكُمۡۖ فَإِن تَزَ عۡتُمۡ فِي شَيٖۡء فَرُدُّوهُ

dengan menggunakan kata ulu al amr diantaranya terdapat pada QS al Nisa ayat 59

إِلَى ٱ�َِّ وَٱلرَّسُولِ إِن كُنتُمۡ تُؤۡمِنُونَ بِٱ�َِّ وَٱلۡیَوۡمِ ٱلأۡٓخِرِۚ ذَٰلِكَ خَیۡٞر وَأَحۡسَنُ تَأۡوِیلاً 

“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya”.

d. Sulthan

Sulthan, akar kata ini adalah sin-lam-tha` dengan makna pokok yakni “kekuataan dan paksaan” kata sulthan dalam al-Qur`an dipergunakan sebagai kekuasaan, kekutaan memaksa, alasan, bukti dan ilmu pengetahuan (Ismail, 2001:274). Penggunaan kata sultan untuk makna pemimpin tersebut berkonotasi sosiologis, karena ia berkenaan kemampuan untuk mengatasi orang lain.Sehingga jelaslah bahwa kata tersebut lebih relevan dengan konsep kemampuan dari padakonsep kewenangan (otoritas). Penggunaan kata sulthan dalam al quán diantaranya terdapat pada QS al isro’(17):33

یِّوَلاَ تَقۡتُلُواْ ٱلنَّفۡسَ ٱلَّتِي حَرَّمَ ٱ�َُّ إِلاَّ بِٱلۡحَقِّۗ وَمَن قُتِلَ مَظۡلُومٗا فَقَدۡ جَعَلۡنَا لِوَلِھِۦ سُلۡطَٰنٗا فَلاَ یُسۡرِف فِّي ٱلۡقَتۡلِۖ إِنَّھُۥ كَانَ مَنصُورٗا 

“Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan) yang benar. Dan barangsiapa dibunuh secara zalim, maka sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepada ahli warisnya, tetapi janganlah ahli waris itu melampaui batas dalam membunuh. Sesungguhnya ia adalah orang yang mendapat pertolongan”.

e. Mulk

Kata mulk. Mengandung makna pokok “keabsahan dan kemampuan” sehingga konsep kepemimpinan dalam makna kata ini dengan sifat umum dan berdimensi pemilikan. Bertolak dari defenisi diatas bahwa kata malik tidak hanya bermakna kekuasaan tetapi juga bermakna kepemilikan. Sehingga jika dikaitkan dengan kekuasaan politik, berimplikasi sebagai pemimpin sebagai pemberian Tuhan kepadanya. Sehingga kata mulk ini sekiranya tidak relevan dipergunakan dalam konteks kepemimpinan politik. penggunaan kata Mulk dala al qurán diantaranya terdapat pada QS Ali imron (3):26

قُلِ ٱللَّھُمَّ مَٰلِكَ ٱلۡمُلۡكِ تُؤۡتِي ٱلۡمُلۡكَ مَن تَشَآءُ وَتَنزِعُ ٱلۡمُلۡكَ مِمَّن تَشَآءُ وَتُعِزُّ مَن تَشَآءُ وَتُذِلُّ مَن تَشَآءُۖ بِیَدِكَ ٱلۡخَیۡرُۖ إِنَّكَعَلَىٰ كُلِّ شَيٖۡء قَدِٞیر ۲٦

“Katakanlah: "Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu”.

f. Qawwamah

Al Quran juga menyebutkan kata qawwamah sebagai makna pemimpin, kata tersebut menunjukkan rasa tanggung jawab penuh laki-laki terhadap wanita. Hal inilah yang menjadikan laki-laki didaulat menjadi pemimpin bagi wanita. 

Qawwamah memiliki makna selalu bekerja sehingga mengisyaratkan bahwa di dalam perkerjaan tersebut terdapat kesusahan. QS An Nisa/4:34 

فِقَوَّٰظَٰوھُمُنَّۖٞت لِّونَلۡغَیۡ عَلَبِ بِمَى ٱلنِّسَآا حَءِفِ بِظَمَ ٱ�َُّۚا فَ وَضَّٱلَّٰلَ ٱ�َُّ بَعۡضَھُمۡ عَلَىٰ بَٖعۡض وَبِمَآ أَنفَقُواْ مِنۡ أَمۡ وَٰلِھِمۡۚ فَٱلصَّٰلِحَٰتُ یّٗقَٰو

Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanitawanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar”.

(`auliya) أَوْلِیَاءَ/g. Wilayah

Al-Qur`an juga menggunakan kata Wilayah yang juga dapat bermakna memerintah, menguasai, menyayangi dan menolong. Kata َاءَیِلْوَأ (auliya`) adalah bentuk plural dari ولي (waliy) yang bertaut erat dengan konsep wala’ atau muwalah yang mengandung dua arti: pertama, pertemanan dan aliansi; kedua proteksi atau patronase (dalam kerangka relasi patron-klien). 

Dalam kamus lisanul arab, kata waliy berarti shiddiq(teman) dan an-nashir(penolong)

Kemudian dalam terjemahan the holy qur’an yang ditulis oleh Abdullah yusuf Ali, kata auliya diartikan friends(teman). Penggunaan kata wilayah/auliya diantaranya terdapat 

ءٍ إِلآَّ خِذِ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ ٱلۡكَٰفِرِینَ أَوۡلِیَآءَ مِن دُونِ ٱلۡمُؤۡمِنِینَۖ وَمَن یَفۡعَلۡ ذَٰلِكَ فَلَیۡسَ مِنَ ٱ�َِّ فِي شَيۡلاَّ یَتَّ

.pada QS Ali imron (3): 28

۲۸ أَن تَتَّقُواْ مِنۡھُمۡ تُقَىٰةٗۗ وَیُحَذِّرُكُمُ ٱ�َُّ نَفۡسَھُۥۗ وَإِلَى ٱ�َِّ ٱلۡمَصِیرُ 

“Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah, kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa)-Nya. Dan hanya kepada Allah kembali(mu)”.

2. Kriteria Memilih Pemimpin Perspektif Al-Qur'an

Sejalan dengan uraian-uraian sebelumnya, maka dapat dirumus-kan beberapa kriteria seorang pemimpin yang dipahami melalui ayat-ayat Al-Qur'an berdasarkan pendekatan tafsir maudhu'iy. Kriteria-kriteria tersebut dapat adalah sebagai berikut :

1. Beriman

Kriteria beriman dipahami dari QS. al-Anbiya’ (21): 73 yang menggunakan term "الأئمة " dan QS. Fātir (35): 39 dan QS. al-Hadid (57): 7 yang menggunakan derivasi term "خلیفة ". Khusus term "الأئمة (al-aimmah) sebagaimana yang telah disinggung asal kata aslinya adalah al-imām. (Bersambung)

Editor (Marthagon)





Source (Jurnal pendidikan islam)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Posting Komentar