Jejak Musik di kehidupan Generasi Z
Jejak Musik di kehidupan Generasi Z
Oleh: Piyan Sopyan
Nuansamedianews.com - Mengapa Musik Begitu Populer di Kalangan Generasi Z? Musik telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan Generasi Z. Lagu-lagu yang sedang tren di kalangan remaja dan anak muda seringkali menggambarkan suasana hati, perasaan, atau masalah yang mereka hadapi. Di era digital ini, media sosial seperti TikTok dan Instagram memainkan peran besar dalam menyebarluaskan lagu-lagu tersebut, membuatnya dikenal dan disukai oleh jutaan orang hanya dalam hitungan hari.
Fatir, seorang pemuda berusia 20 tahun, menyebutkan bahwa lagu favoritnya saat ini adalah “Lampu Kuning” dari Disilusi. “Lagu ini menggambarkan perasaan yang sulit saya lupakan,” katanya. Fatir pertama kali mendengar lagu ini di TikTok, dan sejak saat itu, liriknya terus terngiang di pikirannya.
Hal serupa diungkapkan oleh Natasya Salsabylla, mahasiswi Universitas Negeri Makassar. Ia menyukai lagu “The Night We Met” dari Lord Huron karena melodinya yang indah dan beberapa liriknya terasa sangat relate dengan pengalaman pribadinya. “Ada nuansa perpisahan dalam lagu ini yang membuat saya teringat pada masa-masa tertentu dalam hidup saya,” ujar Natasya.
Makna Emosional di Balik Tren Musik Generasi Z. Banyak lagu yang populer di kalangan anak muda saat ini membahas tema cinta, persahabatan, dan perjalanan hidup. Kus Haeryl, seseorang pakar musik dari, seni musik Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, memberikan pandangannya tentang selera musik Generasi Z.
Menurut Kus Haeryl, selera musik Generasi Z cenderung mengikuti tren tanpa terlalu memikirkan apakah lagu itu benar-benar sesuai dengan pengalaman mereka. “Rata-rata mereka lebih FOMO (fear of missing out). Ada lagu galau yang ramai, semua ikut-ikutan galau meski sebenarnya hubungan mereka baik-baik saja,” ujarnya.
Ketika ditanya tentang peran media sosial dalam popularitas lagu-lagu ini, Kus Haeryl menjelaskan bahwa TikTok memainkan peran besar sebagai penggerak tren. “Banyak lagu yang jadi tren karena masuk FYP di TikTok. Spotify juga mendukung dengan membuat lagu-lagu itu mudah diakses,” tambahnya.
Tentang genre musik, Kus Haeryl melihat bahwa Generasi Z cenderung fokus pada apa yang sedang viral di media sosial, meski ada banyak genre lain yang layak diapresiasi. “Padahal musik itu kaya akan genre seperti reggae, pop punk, indie, dan lainnya. Sayangnya, Generasi Z sekarang lebih memilih mengikuti tren yang tersaji di FYP daripada mengeksplorasi genre tersebut,” jelas Kus Haeryl.
Ketika ditanya tentang elemen yang membuat lagu-lagu ini begitu istimewa, semua narasumber sepakat bahwa kombinasi antara lirik dan melodi adalah faktor utamanya. Musik tidak hanya menjadi hiburan semata bagi Generasi Z, tetapi juga sebuah medium untuk mengekspresikan diri dan menemukan koneksi dengan orang lain. Di tengah derasnya arus tren yang dipengaruhi oleh media sosial, selera musik mereka mencerminkan dinamika kehidupan generasi muda yang selalu berubah. Meski begitu, keunikan musik sebagai seni seharusnya menginspirasi mereka untuk mengeksplorasi lebih jauh, menemukan karya yang tidak hanya viral, tetapi juga memberikan makna mendalam dalam kehidupan mereka.(redksi)
Posting Komentar